Thursday, 1 March 2012

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN ILMU DI DUNIA ISLAM DAN LUAR ISLAM

I.       ILMU PENGETAHUAN
A.    Definisi Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) dan penjelasan gaib (mystical explanation). Kini di satu pihak manusia memiliki sekolompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis yang telah dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi di pihak lain sebagian mengenal pula aneka keterangan serba gaib yang tidak mungkin di uji sahnya untuk menjelaskan rankaian peristiwa yang masih berada di luar jangkauannya.
Menurut The Liang Gie (1987) hubungan antara pengetahuan ilmiah, penjelasan gaib, dan persoalan ilmiah dapat dijelaskan dalan bagan berikut:

Dalam bagan tersebut tedpat 3 bidang yang saling berhubungan, yaitu:
1.      Bidang pengetahuan ilmiah. Ini merupakan kumpulan hipotesis yang telah terbukti sah.
2.      Bidang persoalan ilmiah. Ini merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji, tetapi belum dibuktikan sah.
3.      Ini merupakan kumpulan hipotesis yang tidak dapat di uji sahnya.

Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa latin scentia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunjuk pada segenap pengertian sistematik.
Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono,1997) definisi ilmu pengetahuan melibatkan paling tidak enam macam komponen, yakni:
1.      Masalah (Problem)
2.      Sikap (Attitude)
3.      Metode (Method)
4.      Aktivitas (Activity)
5.      Kesimpulan (Conclution)
6.      Beberapa pengaruh (Efect)


A.    Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
The Liang (1987) mengemukakan ada 5 ciri pokok ilmu pengetahuan:
1.      1.empiris, pengetahuan berasal dari pengamatan dan percobaan
2.      sistemaatis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
3.      Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
4.      Analitis, pengetahuan ilmiah berupaya membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang terperinci untuk memehami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
5.      Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.

B.     Keragaman Dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan
Kumpulan pernyataan ilmuan mengenai suatu objek yang memuat pengetahuan oleh The Liang Gie (2000) mempunyai 4 bentuk:
1.      Desripsi
Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak deskriptif dengan memberikan mengenai bentuk, susunan, peraanan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena yang bersangkutan.
2.      Preskripsi
Ini merupakan kumpulan peryataan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk atau ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaliknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sederhana itu.
3.      Eksposisi pola
Bentuk ini mernagkum pernyataan yang memaparkan pola dalam sekumpulan sifat, cirri, kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah.
4.      rekonstruksi historis
Bentuk ini merangkum pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan dengan penjelasan atau alasan yang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa lampau yang jauh baik secara ilmiah atau karena campur tangan manusia.

Penggolongan ilmu-ilmu, yakni:
a.      ilmu formal dan ilmu non formal atau ilmu formal/non-empiris.
Nonempiris tidak berarti empiri atau pengalaman indrawi tidak mempunyai peran. Empiri/pengalaman indrawi tentu saja selalu memainkan  peranan karena dalam pengalaman manusiawi, unsur-unsur indrawi tidak mungkin dilepaskan dari unsure-unsur intelektual.
b.      Ilmu murni dan ilmu terapan
Ilmu murni adalah ilmu yang bertujuan meraih kebenaran demi kebenaran. Ilmu terapan adalah ilmu yang bertujuan untuk di ambil manfaatnya.


c.       Ilmu nomotetis dan idiografi
Nomoteris ilmu yaitu ilmu-ilmu alam. Ilmu idiografi adalah ilmu-ilmu budaya.
d.      Ilmu deduktif dan induktif
Ilmu deduktif, apabila pemecahan masalah tidak didasarkan atas pengalaman. Ilmu induktip, apabila pemecahan masalah berdasarkan pengalaman.
e.       Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften
Natur adalah ilmu pengetahuan alam dan objeknya adalah benda alam dan gejala alam. Geist adalah ilmu budaya dengan objeknya adalah produk manusiawi.
f.        Ilmu-ilmu empiris secara khusus
Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus menurut berling ada 3
a.       Ilmu alam
b.      Ilmu hayat
c.       Ilmu manusia

Beberapa pandangan tentang klasifikasi ilmu pengetahuan menurut para ilmu.
Menurut The Liang Gie membagi pengetahuan ilmiah berdasakan 2 hal, yakni ragam pengetahuan dan jenis pengetahuan.konsepsi pembagiannya sebagai berikut :



A.    DSusunan Ilmu Pengetahuan
1.         Langkah–langkah dalam ilmu pengetahuan, adalah sebagai berikut :
a.       Perumusan masalah
b.      Pengmatan dan pengumpulan data dan observasi
c.       Pengamatan dan klasifikasi data
d.      Perumusan pengetahuan(definisi)
e.       Tahap ramalan (prediksi)
f.       Pengujian kebenaran hipotesis(verifikasi)
2.         Limas ilmu
Dasar limas meliputi semua data yang diperoleh suatu disiplin ilmu tertentu melalui pengamatan, percobaan . adapun puncak limas tadi diduduki oleh teori.
3.         Siklus empiris
Tahapannya adalah sebagai berikut:
a.       Observasi
b.      Induksi
c.       Deduki
d.      Kajian
e.       Evaluasi
4.         Penjelasan dan ramalan
Penjelasan yang lazimnya selalu disertai dengan pemahaman merupakan pelengkap dari permulaan dalam permulaan dalam penelitian dari suatu yang dicatat untuk disusun hipotesis yang baik dan menarik.  Suatu hal yang patut dipakai dalam persiapan pengujian disamping penjelasan juga ramalan atau prediksi.

I.       PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A.    Pengantar
Pemikiran filsafati banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun pada dasarnya filsafat  baik di Barat, India dan Cina muncul dari sifatnya yang religious.
Periode filsafat yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu itu terjdi pola pikir manusia dari mite-mite menjadi lebih rasional.
B.     Zaman Pra Yunani Kuno
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh karena itu, zaman Pra Yunani kuno disebut juga zaman batu yang berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun.
Antara abad ke 15 sampai 6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak untuk berbagai peralatan.
Pada abad ke 6 SM di yunani muncul filsafat dan disebut”The greek miracle” atau peristiwa ajaib. Factor yang mempengaruhinya :
1.      Pada bangsa yunani, seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat suatu metologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti.
2.      Kesusastraan Yunani
Kedua karya puisi Homeros yang masing-masing berjudul lias dan Odissea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusastraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut lama sekali digunakan sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani.
3.      Pengaruh ilmu pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di timur kuno.

Lama kelamaan orang Yunani mereka memperhatikan dan menemukan hal-hal sebagai berikut.
1.      Gugusan bintang di langit sebagai kesatuan dan diberi nama, misalnya: Ursa minor, Ursa mayor, pisces, scorpio, dan lain-lain.
2.      Kedudukan matahari dan bulan pada waktu tebit dan tenggelam, dalam rangka zodiak tersebut.
3.      Lambat laun dikenal pula bintang-bintang yang bergerak diantara gugusan yang telah ditemukan tadi, sehingga ditemukan planet merkurius, venus, bumi, mars, yupiter dan saturnus. Di samping matahari dan bulan.
4.      Akhirnya dapat pula dihitung waktu bulan yang kembali pada bentuknya yang semula antara 28-29 hari.
5.      Waktu timbul dan tenggelamnya matahari di cakrawala yang berpndah-pindah dan memerlukan kurang lebih365 hari sebelum kembali ke kedudukan yang semula.
6.      Ketika matahari timbul tenggelam 365 kali, bulan juga mengalami perubahan sebanyak 12 kali. Berdasarkan hal itu kelak di temukan perhitungan kalender.
7.      Ditemukan pula beberapa gejala alam seperti gerhana , yang pada masa itu di hubungkan dengan mitodologi-mitodologi tertentu, sehingga menakutkan orang.(Rizal Muntazir, 1996).
Jadi dapat disimpulkan bahwa zaman ini ditandai oleh kemampuan:
1.        Know how  dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.
2.        Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.
3.        Kemampuan menemukan  abjad dan system bilangan alam sudah menampakan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi.
4.        Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender, yang didasarkan atas sintesis abstraksi yang  dilakukan.
5.        Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peistiwa-peristiwa sebelumnya yang pernah terjadi.(Rizal Muntazir, 1996)
C.     Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada saat itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena sudah tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.

D.    Zaman Abad Pertengahan
Zaman abad pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan. Para ilmuan pada masa ini hamper semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keaagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia.
Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang di ajarkan oleh Nabi Isa as. Pada pemulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan.
Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan  karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhan lah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenl adanya wahyu.
Mengenai sikap Yunani ada dua :
a.       Golongan yang menolak  sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu.
b.      Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan, kebijaksanaan manusia berarti juga kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dapat dibantu dengan wahyu.
E.     Zaman Renaissance
Ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiaran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika  kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan campur tangan Illahi . ilmu pengetehuan yang berkembang maju pada saat ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei dengan berbagai penemuan yang dibuat oleh mereka.

F.      Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yng terkenal penemuannya dalam ilmu pasti adalah system coordinate yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Issac Newton dengan temuanya teori grafitasi. Charles Darwin dengan teorinya struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya electron.
G.    Zaman Kontemporer (Abad ke 20 dan seterusnya)
Fisikawan termasyhur abad ke 20 adalah Albert Einstein. Ia mengatakan bahwa alam itu tidak berhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat  statis dari waktu ke waktu. Ini berarti tidak mengakui adanya penciptaan alam semesta. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain, zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih.


II.    PERKEMBANGAN ILMU-ILMU AGAMA ISLAM
A.    Pendahuluan
Nabi Muhammad diangkat sebagai Rasulullah (utusan ALLAH) dengan dibekali wahyu Alqur’an dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan yang diwujudkan dalam bentuk ucapan, tindakan sifat, dan penempatannya yang kemudian disebut dengan Hadis. Pada masa kenabian (610-632) persoalan-persoalan dalam kehidupan kemasyarakatan belum begitu banyak; sementara jika ada persoalan baru muncul para sahabat dapat menanyakan langsung kepada Nabi Muhammad SAW, karena merreka masih berada di wilayah kota Madinah. Namun pada periode al-Khulafa’ al-Rasyidin(11-41 H atau 652-661 M), Islam mulai berkembang kewilayah-wilayah semenanjung Arabia dan muncul persoalan-persoalan baru yang muncul. Pada masa tersebut sebenarnya sudah ada dua kecenderungan dalam memahami Islam, yakni: 1. Kecenderungan pemahaman yang berdasarkan teks(nash) Alqur’an dan hadis.2. kecenderungan pemahaman Alqur’an dan sedikit menggunakan Hadis tetapi banyak menggunakan rasio yang disebut ahl-ra’y.
B.     Ilmu-ilmu Al-qur’an (ulum qur’an)
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan cara memahami Al-qur’an meliputi: ‘ilm-tafsir(ilmu tentang interpretasi Al-qur’an), ‘ilm asbab al-nuzul(ilmu tentang latar belakang turunnya Al-qur’an), ‘ilm al-Makiyywa al-madaniyy(ilmu tentang ayat-ayat makiyyah dan madaniyyah), ‘ilmnasikh wa mansukh (ilmu tentang pembatalan hukumyang terdapat dalam teks Al-qur’an atau hadis), dan ‘ilm al-qira’at(ilmu tentang variasi bacaaan Al-qur’an).
C.     Ilmu Hadis (ulum al-Hadis)
Ilmu hadis terdiri atas dua bidang ilmu, yakni ilmu hadis riwalah dan ilmu hadis dirayah. Ilmu hadis riwalah adalah ilmu yang mencakkup tentang pemindahan (transfer) segala sesuatu yang di dasarkan kepada nabi, baik berupa ucapan, tindakan atau penetapannya.
Adapun ilmu hadis dirayah adalah ilmu untuk mengetahui keadaan para periwayat hadis (rawi) serta syarat-syarat dan jenis-jenis hadis yang diriwayatkan dari segi diterima atau ditolaknya. Subjek kajiannya adalah sanad dan matan hadis. Sanad adalah rantai atau silsilah para rawi yang mentransfer hadis dari sumber pertama, sedangkan matan adalah lafazh (teks) hadis itu sendiri.
D.    Ilmu kalam (ilmu tauhid)
Ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar keimanan kepada ALLAH SWT. Ilmu ini disebut ‘ilm kalam, karena para ahli ilmu ini  pada masa lalu banyak mengunakan kata-kata atau perdebatan untuk mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Ia disebut juga ‘ilm ushul al-din, karena ia mempelajari tentang prinsip-prinsip dasar agama. Kemudian ia disebut ‘ilm tawhid , karena pada intinya ia membahas tentang keesaan ALLAH. Disamping itu juga disebut dengan akidah karena ia membahas tentang dasar keyakinan agama.
E.     Filsafat islam
Perdebatan tentang apakah ada filsafat Islam atau tidak pada saat ini boleh dikatakan sudah selesai. Seseorang dengan mudah mendapatlan literature tentang filsafat islam, baik yang ditulis oleh kalangan ilmuan muslim sendiri maupun oleh kalangan non muslim. Memang cikal bakal filsfat adalah ini tidak ditermukan pada masa-masa awal sejarah islam, yakni pada masa nabi dan masa al-khulafa ar-Rasyidin. Filsafat ini baru muncul pada masa Dinasti Umayah, kemudian berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah, terutama pada masa khlifah al-Ma’mun (198-218 H atau 813-833 M). Pada masa pemerintahannya ia memerintahkan penerjemahan buku-buku filsafat Yunani kedalam bahasa Arab dan mendirikan Bayt al-Hikmah sebagai pusat penerjemahan dan kajian ilmu pengetahuan.
Filsafat kemudian diterima dan kemudian dikembangkan menjadi filsafat islam, karena objek pembahasan dalam islam juga meliputi bahasan dalam filsafat, yakni tentang hakikat kehidupan, alam, benda, manusia, dan sebagainya.
F.      Ilmu Ahlak Dan Ilmu Tasawuf
Ilmu ahlak adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara untuk memilikinya, serta mempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-ccara untuk menghindarinya. Ahlak atau etika (ethics) juga berarti ilmu yang menjelaskan tentang ilmu yang menjelaskan tentang baik dan buruk. Akhlak itu sendiri sebenarnya sifat dan sikap yang harus dilakukan oleh seseorang , meliputi baik dan buruk yang juga merupakan objek pembicaraan dalam agama dan filsafat.
G.    Ilmu fiqih
Ilmu fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukkum-hukum syariah yang bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci. Objek kajian ilmu fiqih ini adalah perbuatan orang mukallaf (dewasa) dalam pandangan hukum syariah, agar dapat diketahui mana yang di wajibkan, disunahkan, diharamkan, dimakruhkan, dan diperbolehkan, serta mana yang sah dan mana yang batal(tidak sah).pengertian ilmu syariah pun mengalami perkembangan, kalau semua ia dipahami sebagai segala peraturan yang datang dari ALLAH, baik berupa hokum akidah (ahkam I’tikadiah), hokum yang bersifat praktis (ahkam ‘amaliyyah) maupun hokum-hukum ahlak (ahkam khuluqiyyah), tapi kemudian syariah diartikan hanya sebagai hokum-hukum yang bersifat praktis.
H.    Ilmu ushul al-fiqih dan ilmu qawa’id  fiqhiyyah
Ilmu ushul fiqih dan qawa’id fiqhiyyah ini bias danggap sebagai bagian ilmu fiqih, dan bisa juga dianggap sebagai ilmu yang berdiri sendiri, meski tetap sangat dekat hubungannya dengan ilmu fiqih. Ilmu ushul fiqih adalah ilmu tentang kaidah-kaidah  atau bahasan bahasan sebagai metodologi untuk memahami atau memperoleh hokum-hukum syariah yang bersifat praktis dari dalil-dalil yang terperinci. Pokok bahasannya adalah dalil syara secara garis besar yang di dalamnya terkandung hokum secara garis besar pula.
I.       Ilmu sejarah islam
Ilmu sejarah islam adalah ilmu yang membahas tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat islam sejak pertama kali datangnya islam, atau bahkan sejak menjelang kelahiran Nabi Muhammad sampai massa kini. Berbeda dengan ilmu-ilmu agama islam yang sudah disebutkan diatas, ilmu ini sebenarnya bukan merupakan substansi dari ilmu agama itu sendiri, melainkan catatan cerita dan analisis terhadap peristiwaa yang terjadi dalam masyarakat islam, termasuk bagaimana ajaran agama itu dipahami, dikembangkan dan di praktikan dalam dunia realitas.
J.       Penutup
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pertumbuhan ilmu-ilmu agama islam itu terjadi pada masa dinasti Abbasiyah (133-776 H atau 750-1258 M). Ilmu-ilmu yang tumbuh pada waktu itu adalah ilmu-imu Al-qur’an, ilmu-ilmu hadis, ilmu-ilmu kalam, ilmu filsafat islam, ilmu ahlaq, ilmu tashawuf, ilmu fikih, ilmu ushul fikih, ilmu qawaid, fiqhiyah, dan ilmu sejarah islam.
Dalam perkembangannya pada masa kini, terutama sebagai respons terhadap perkembangan zaman, para ulama dan sarjana Muslim telah berupaya mengembangkan ilmu-ilmu agama islam, tidak hanya terbatas pada bidang-bidang tersebut diatas, melainkan juga mencakup konsep-konsep atau teori-teori tentang berbagai persoalan masyarakat.





No comments :

Post a Comment