Tuesday 29 January 2013

Menanam Buah Naga berdaging putih (Hylocereus undatus) di daerah Cilacap

Hylocereus undatus atau yang lebih dikenal dengan Buah Naga yang merupakan tanaman buah berjenis kaktus yang berasal dari daratan Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, namun ternyata Buah Naga juga dapat ditanam dan berbuah di beberapa daerah di Indonesia termasuk didaerah Dusun Cisani, Desa Bantar, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap. Paman saya sekitar tahun 2009 mendapatkan bibit Pohon Buah Naga dari Yogyakarta dan Jember dan mencoba menanamnya dibelakang rumah dan setelah kurang lebih empat tahun pohon buah naga tersebut ternyata tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah dengan cukup bagus. 




GB 1. Pohon Buah Naga yang tumbuh subur dan sendang berbuah

Sebelum melakukan penanaman Pohon Buah Naga dibutuhkan tiang beton untuk merambatnya pohon buah naga dengan tinggi kurang lebih 2 meter, kenapa harus dengan tiang beton.? hal ini disebabkan pohon Buah Naga akan mempunyai cabang yang cukup banyak dimana pada cabang tersebut nantinya akan jadi tempat tumbuh buah.

GB 2. Buah Tanaman Buah Naga yang masih kecil

Buah naga lebih menyukai tempat yang terkena langsung sinar matahari karena hal tersebut juga akan berpengaruh pada tingkat kesuburan pohon Buah Naga. 

GB 3. Buah Tanaman Buah Naga yang masih kecil

Untuk media tanaman Paman saya hanya menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang (kotoran kambing) saja tanpa pupuk anOrganik. Bibit yang dibutuhkan kurang lebih dengan panjang 30 CM dan tanam kedalam media tanam tetapi jangan terlalu dalam dan ikatkan dengan tiang beton yang sudah dibuat. lakukan perawatan rutin seperti penyiraman (pada musim kemarau), pemupukan, serta pemangkasan cabang agar muncul cabang-cabang baru.

GB 4. Buah Tanaman Buah Naga yang masih kecil

GB 5. Bibit Pohon Buah Naga.



GB 6. Bibit Pohon Buah Naga


GB 7. Buah Tanaman Buah Naga yang masih kecil



BERMINAT UNTUK MENANAM BUAH YANG SATU INI..???? LANGSUNG DATANG SAJA KESINI :D




Monday 21 January 2013

Pemasangan kunci rahasia dan alarm (klakson) sederhana pada motor byson


PEMASANGAN KUNCI RAHASIA DAN ALARM MOTOR(KLAKSON) SEDERHANA PADA MOTOR BYSON (<50rb)


Berawal dari semakin maraknya pencurian sepeda motor saya berinisiatif untuk mencari cara bagaimana memasang kunci pengaman pada motor YAMAH BYSON milik saya, setelah saya melakukan pencarian di Mbah Google saya menemukan satu rangkaian yang lumayan efektif untuk keamanan sepeda motor, gambar rangkaian pengaman sepeda motor yang saya dapatkan dari mbah google seperti di bawah ini

GB 1.Rangkain Pengaman anti maling dengan alarm (klakson)

Gambar di atas merupakan rangkaian alarm/pengaman yang saya dapatkan dari mbah google, untuk rangkaian seperti gambar di atas dibutuhkan beberapa alat dan bahan tambahan sebagai berikut :

  1. Kabel kualitas bagus 3 meter @3000 = Rp. 9000
  2. Saklar 3 kaki = Rp. 2000
  3. Relay  = Rp. 15.000
  4. Solder
  5. Tenol 1 Meter = Rp. 1500
  6. Soket (male & female) 3 pasang @500 = Rp. 3000
  7. Isolasi 2 @1000 = Rp. 2000
  8. Obeng, Tang dll

Namun setelah saya lihat dan saya bandingkan dengan keadaan pada kebo saya ternyata tidak sesuai dan tidak bisa menggunakan rangkaian seperti gambar di atas dikarenakan saya memakai klason kapal dan masa(-) terhubung terus ke bodi motor, kemudian saya mencari cara lain dan saya dapatkan ide baru yaitu dengan memanfaatkan klakson kecil yang kebetulan tidak terpakai di kebo saya untuk rangkaian yang saya buat ada salah satu alat yang tidak diperlukan seperti pada rangkaian yang saya temukan di mbah google yaitu relay dikarenakan fungsi relay pada gambar 1 yaitu untuk menjadikan klakson dengan dua fungsi sebagai klakson selayaknya dan sebagai alarm pengaman. berikut gambar rangkaian yang saya buat sangat sederhana.

GB 2. Rangkaian sederhana yang saya pasang

Gambar 2 merupakan rangkaian alarm memanfaatkan klakson yang kebetulan tidak terpakai pada kebo saya. pada rangkaian yang saya pakai tidak membutuhkan relay.

Langsung saja saya akan jelaskan cara atau proses pemasangannya, saya melakukan pemasangan pengaman ini dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore. dan saya melakukan percobaan dan pemasangan rumah teman saya kebetulan peralatan lebih lengkap. hehehehe.. oke langsung saja menuju langkah pemasangan alarm pada motor byson yang saya lakukan,,,,


GB 3. Sebelum eksekusi dilakukan.



GB 4. Buka penutup body sebelah kanan dan kiri dan juga penutup tangki bahan bakar sebelah kiri hal ini diperlukan untuk proses pemasangan kabel / penempatan kabel.



GB 5. Buka penutup kabel CDI yang terletak di bawah jok motor 


GB 6. Siapkan bahan yang dibutuhkan (kabel 3 meter, soket 3 pasang, saklar 1 buah dll)



GB 7. Putuskan kabel yang berwarna hitam dan pasang soket femal dan male di kedua ujung kabel dan kuatkan dengan melakukan penyolderan pada soketnya (pemasangan soket bertujuan apabila suatu saat terjadi kerusakan pada saklar maka kita hanya harus menyambungkan kedua soket itu :D)




GB 8. Selanjutnya kita bongkar lampu depan si kebo untuk mencari sambungan kabel dari kunci kontak untuk mengalirkan arus positi menuju klakson pada saat kunci di putar menuju posisi ON.


GB 9. ada dua kabel yang terhubung dengan kunci kontak yaitu kabel yang berwarna merah dan cokelat, yang kita butuhkan disini kabel warna cokelat. pasang kabel dari sambungan kabel yang berwarna cokelat menuju salah satu kaki klakson.



GB 10. Hubungkan ujung dari 3 kabel ke 3 kaki saklar yang ada dan pasang soket pada 3 ujung lainya dan kuatakan dengan solder. 

selanjutnya untuk lakukan pemasangan kabel dari salah satu kaki klakson dan menuju ke bawah jok motor, untuk pemasangan kabel pada saklar yaitu, untuk kaki tengah kita pasangkan kabel yang berasa dari masa atau kabel hitam CDI yang arah dari bawah, dan untuk kedua kaki saklar yang berada disamping satu kaki kita pasang ke kabel yang berasal dari klakson dan satu kaki saklar lainya kita pasang kabel hitam yang berasal dari CDI


GB 11. Letakan atau pasang saklar di lokasi yang aman, contohnya di bawah jok motor..

Cara kerja dari rangkain alarm yang saya pasang pada kebo saya yaitu :

  1. Apabila kita posisikan saklar ON menuju klakson maka pada saat orang memutat kunci kontak ke posisi ON klakson akan berbunyi terus menerus dan mesin motor tidak akan bisa dihidupkan. walaupun lampu dan semuanya pada kondisi menyala (ON)
  2. Apabila kita posisikan saklar ON menuju CDI maka semuanya akan berfungsi seperti biasanya yaitu mesin dapat dihidupkan dan klakson tidak akan berbunyi,,,

Saturday 19 January 2013

Semantics_ A Coursebook, SECOND EDITION

Download DISINI

The Impact of Charactered KTSP: The Effectiveness among Teacher’s Learning Program to Achieve The Purposed Character


Absract: The journal reports on a study intended to find out the opinionuf teachers about the completing of KTSP to be Charactered KTSP. The subjects of this research is the teachers in a government elementary school in Kawali, Ciamis to the number of 9 teachers include teachers, headmaster, and staff. The method that used is qualitative research and using Likert Scale and a column for opinion (questionare). The result is four class of opinions. In addition, there is a statement to critique the government about the advancement of education.


Key Words: Charactered KTSP, KTSP, Learning Program, character, curriculum



INTRODUCTION

Constructing of strong nation character needs a basicly or a broad description of generalof general goals by indicating an overall educational-cultural philosophy which applies across subjects together with a theoritical orientation to language and language learning with respect to the subject matter at hand. School Based Curriculum or be acquainted with Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (henceforth KTSP) is operational curriculum to be composed by and done in every units of institution. This curriculum has been being completed by the government to get the national aim: “Mencerdaskan kehidupan bangsa” by way of inserting character instruments into the components or Learning Programs, thereby it is be KTSP Berkarakter (Charactered KTSP).
The most last curriculum emphasize students character in their daily activity (i.e. in the school, home, and environment) to be hopable character appropriate with character unit in the learning programs. It is similiar to Richards and Platt (1993: 94), they point out that curriculum can be defined, as an seducational program which states the educational purpose of the program, the content teaching producers and learning experience which will be necessary to achieve this purpose, and some means for assessing whether or not the educational ends have been achieve. In the second point they underline that curriculum has to achieve the purpose, if the purpose of Charactered KTSP emphasize students character, as a result, it is a hard work for a teacher latterly.
Nevertheless, the view of teachers about this matter is uncertainly similiar. The views among a change of teaching method, students character significance advancement that have been being given, the well-curriculum to applied in Indonesia, the quality of this curriculum, additional of typed programs that already exist, a chance for students to be able to change their attitudes and  behaviors (characters), the influence of learning progression, the existence of teaching method (giving character) that is not typed on the learning programs already exist, and the efforts of government on improving learning quality in the case of characters.
The statements above are need to a wise answer by the persons who have a direct contact to the curriculum and the students. Teacher is a distributor for educational activity; a distributor delivers the purposes of the curriculum as a producer of aims learning, etc., to the students as consumers who were need the best service to improve their life qualities. It means that both curriculum as producer and teacher as adistributor can influence and even impact the advance of education. For this reason, what is the reaction of teachers?

METHODOLOGY

This study employed descriptive qualitative design which aimed at describing their reaction of the curriculum completing of KTSP to be Charactered KTSP by the teachers of a government elementary school in Kawali, Ciamis. The Charactered KTSP served as a means to increase the teachers’ability on building students’ character. Quantitative date were also collected to provide information about the general patterns of Charactered KTSP by the elementary school teachers’ premise.
The subjects of this research are all over the teachers of a government elementary school in Kawali. There were 9 (nine) teachers who were disposed to be asked by using a sheet of questionare, they are teachers, headmaster, and staff, some of them were certified teachers.
The main instruments for data collection were the questionares that had been prepared previously. The questionare contain selection appeals or agreements of the subjects and the reason(s) of their reaction but it just free choice: filled or not filled. The selection appeals intent on quantitative design that consist Strongly Agree, Agree, Uncertain, Disagree, Strongly Disagree (Likert Scale). And the second one is  reason(s) of the agreement, they might wrote anything (arguing) that related to their agreements. The 9 (nine) questions in the questionare were drag in. Interpretaion of data was based on the principles of eddective foreign language learning as suggested by Brown (2001) and Harmer (2001).

RESULTS
End-product of this research is obviously that Charactered KTSP is viewed diferently by the teachers there. It could be seen from their answers in the questionares and it could be differed into classes.
The first class believes that Charactered KTSP have been giving a big contribution to our education especially on students character. One of the teachers of this class claims that there is a significant change of the students attitude. It is similar to the statement of Article 4 UU no. 20/2003
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danm bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, segat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
An another teacher be in agreement to the teacher above. He admits that this new curriculum has been giving a new atmosphere in the school environtment especially and in the whole environment generally.
            The second class considers that Charactered KTSP have been giving a contribution, but it is not sufficient to change the character of student intoto. A teacher of this class reveal that the advancement of this curriculum depends on the teacher quality in teaching. This assumtion is agreed by another teacher in the same class. She assumes that prescriptive of furtherance of Charactered KTSP is a whole of the teachers quality and attitude of their selves, and the environment of the students (be sides school environment).
            The third class thinks that it is just adds to the work responsibility on the teaching administrations, because they have to insert the expected character into their sylabuses and lesson planings, whereas character education have been being teached previously.
            The  balance; they are uncertain to their statements, because they did not fill the reason column in the questionare. But it can be identified from their answers on the Likert Scale. They appraise the government foreigh about the completing the KTSP to be Charactered KTSP as an anvil of the teaching in Indonesia, nevertheless, the evidence is  not clear.


DISCUSSION

            This study found the difference views among the teachers int the government elementary school about the existance of the latest curriculum (Charactered KTSP). The tendency of their opinions based on their experiences in teaching and the other study. Some of them infer that notiwithstanding the curriculum is completing, they still need attention from the government to improve their ability on teaching. Surya (1995) infer that the expancement of education in a country depend on the quality of the teacher.
            Be in fact, today, the excalation of educational quality is inattention by the government. The fact is latterly the government is only focus to the students quality without pay attention to the teacher quality, especially in teachhing.
            The last, it is need an attention from the government toward the student and the teacher also. It is an important matter if it is wanted the best upgrading in the education.


CONCLUSION AND SUGESTION

            The completing of KTSP to be Charractered KTSP is wreaking pro and anti among the distributor of education (teachers). Both of pro and anti depend on their opinions and experiences. It is not a matter that should be controverted. The most important is the eager desire to be better in the future.  


           
REFERENCES

Brown, H.D. 2001. Teaching by Principles. New York: Addison Wesley Longman, Inv.
Harmer, J. 2001. The Practice of English Language Teaching. Essex: Pearson Education Limited
Richards & Plat. 1993. Curriculum as Teaching Anvil and The Escort. London: Longman.
Surya, Mohammad. 1995. KualitasPendidikan di Indonesia.Jakarta: Cahaya Pustaka
UU no. 20/2003 tentang Pendidikan Nasional.



APPENDIX

Monday 14 January 2013

Konsep Pengembangan Bahan Ajar


Konsep Pengembangan Bahan Ajar

1. Apa bahan ajar (materi pembelajaran) itu?
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
2. Apa prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar?
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
3. Bagaimana langkah-langkah dalam memilih bahan ajar?
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema.Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
  • Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”.
  • Memilih sumber bahan ajar.Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
3. Bagaimana menentukan cakupan dan urutan bahan ajar?
a. Menentukan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
b. Menentukan urutan bahan ajar
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
4.Apa yang dimaksud dengan sumber bahan ajar?
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: (a) buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas, (b) laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir, (c) Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya, (d) Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dsb., (e) Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan, (f) Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi, (g) Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulananyang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran, (h) Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi, (i) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi, dan (j) lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
5. Bagaimana strategi dalam memanfaatkan bahan ajar?
Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu: (a) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (b) Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
a. Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya: (1) Strategi urutan penyampaian simultan; (2)Strategi urutan penyampaian suksesif; (3) Strategi penyampaian fakta; (4) Strategi penyampaian konsep; (5) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip; dan (6) Strategi penyampaian prosedur.
  1. Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
  2. Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
  3. Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.),
  4. Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes;
  5. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
  6. Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.
  1. Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dsb.
  2. Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
  3. Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalahmenemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
  4. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.
6. Apa yang dimaksud dengan materi prasyarat dan perbaikan, dan pengayaan?
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
Disarikan : dari Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.

Wednesday 26 December 2012

Tulisan Arab Siap Copy Paste


Berikut ini tulisan arab untuk sehari-hari berikut syakalnya yang bisa dicopy paste untuk facebook, twitter atau yang lainnya. Untuk mengkopi, agar mudah, mulailah dari kanan ke kiri, bukan sebaliknya. Terima Kasih
Bismillahhirrahmanirrahim

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullah wabarakatuh:

وَعَلَيْكُمُ  لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuh:

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Amien ya rabbal ‘alamin:

آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن


Takbir:

الله أَكْبَر


Takbir lebaran:
Allahu akbar,  Allahu akbar, laa ila hailallahu wallahu akbar, allahu akbar walillah ilham

اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Alhamdulillahirabbil ‘alamin:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

>>

Ucapan Idul Fitri:

Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa siyamakum, kullu amien wa antum bi khair

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين


Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raajiuun

اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ


Insya Allah:

إِن شَاء اللَّهُ

Astaghfirullah:

اسْتَغْفِرِ اللّهَ

Ayat Al Quran Perintah untuk berpuasa di bulan ramadhan (Al Baqarah 183)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

[2:183] Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Marhaban ya ramadhan:

مَرْحَبًا يَا رَمَضَانَ

SAW (Shallallahu ‘alaihi wa salam):

صلى الله عليه وسلم

Halal:

حَلاَلً

Haram:

حَرَمً

Kalimat tawakal: laa haula wa laa quwwata illa billah

لاَ هَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ

Masya Allah:

مَاشَآءَاللّهُ

Laa ila ha illallah:

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ

Subhanallah:

سُبْحَانَ اللّهُ

Taqaballahu minna wa minkum:

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ

Taqaball ya karim:

تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ

Wa iyyakum:

وَ اِيَّكُمْ

Kalimat ta’awudz :
A’udzubillahi minas syaitonirrajim

أَعُوْذُ بِا للّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Doa untuk pengantin:
Barakallahu laka wa baraka ‘alaika wa jama’a baynakuma fi khair

بَارَكَ اللّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرِ

Kayfa haluk? (Apa kabar?)

كَيْفَ حَالُكَ؟

Alhamdulillah bi khair

الْحَمْدُ لِلّهِ بِخَيْر

Afwan jiddan

عَفْوً جِدًّا

Jazakumullah:

جَزَاكُمُ اللّهُ

Jazakallah (untuk laki-laki):

جَزَاكَ اللّهُ

Jazakillah (untuk perempuan):

جَزَاكِ اللّهُ

Catatan:
Untuk mengkopi paste, tinggal blok kalimat yang akan dicopy, kemudian tekan Ctrl+C atau klik kanan.